13 August 2014



JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diharapkan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp1.500 di sisa akhir masa jabatannya. Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengharapkan hal ini agar pemerintah selanjutnya bisa menciptakan ruang fiskal yang cukup baik. "Naikkannya harus Rp1.500. Jangan Rp1.000 nggak ada gunanya. Ini perlu dilakukan agar pemerintah selanjutnya bisa menciptakan ruang fiskal yang baik," kata dia di Jakarta, Selasa (12/8/2014).

Sebelum kabinet ini berakhir, pimpinan negara wajib menciptakan suatu legacy atau memberikan warisan baik kepada pemerintahan selanjutnya. Ia mengingkan agar SBY menjadi sosok negarawan di saat sisa masa jabatannya untuk memecahkan permasalahan fundamental ekonomi.

"Saya harapkan SBY menjadi negarawan yang baik agar tidak menimbulkan warisan masalah. SBY harus naikkan harga BBM bersubsidi Rp1.500," kata Faisal.

Ia pu mengajak seluruh stakeholder untuk memberi pujian kepada SBY. Pujian ini sekaligus meminta kepada SBY agar mau menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Kita harus puji-puji dia. Paling tidak naikkan BBM bersubsidi ini bisa berjalan sehingga tidak membuat masalah ke depannya," ujar dia.

Faisal bercerita, penaikan BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintahan SBY di 2013 lalu sesungguhnya bukanlah suatu bentuk aksi nyata dalam menolong Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sejak dua periode masa pemerintahannya, SBY telah menurunkan harga BBM bersubsidi selama dua kali.

"Dari dua periode itu pemerintah saat ini sebenarnya nggak pernah menaikkan apa-apa. Kenaikan BBM bersubsidi itu menurut saya itu nol. Karena apa? Di dua periode masa pemerintahannya itu dia telah naikkan harga BBM bersubsidi," ujar Faisal yang disebut-sebut masuk dalam bursa menteri di kabinet pemerintahan mendatang.

Sumber: Inilahcom
Categories:

0 komentar:

Post a Comment

Silakan berkomentar dengan santun, sesuai dengan akhlaq yang anda miliki.

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!