CONAKRY - Presiden Guinea, Alpha Conde, pada Rabu kemarin menyatakan darurat terhadap Ebola, setelah penyakit mematikan itu membunuh 377 orang di negaranya. Kendati jumlah korban jiwa terus bertambah, namun Conde juga telah mengumumkan beberapa langkah pencegahan.
Stasiun berita Channel News Asia, Kamis, 14 Agustus 2014, melansir langkah pencegahan itu antara lain berupa pengendalian ketat di titik perbatasan, pembatasan perjalanan dan larangan untuk memindahkan jasad dari satu kota ke kota lainnya hingga epidemi Ebola berakhir. Selain itu, semua korban yang diduga menderita Ebola akan secara otomatis langsung dirawat hingga mereka dinyatakan terbebas dari penyakit itu.
Sebelum Guinea, tiga negara yakni Liberia, Sierra Leone, dan Nigeria telah lebih dulu mengumumkan keadaan darurat Ebola. Bahkan, situasinya lebih gawat, karena berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu kemarin, total 1.069 orang tewas akibat penyakit mematikan itu.
Sementara, obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut belum ditemukan. Namun, WHO telah mengizinkan penggunaan obat percobaan kepada pasien penderita Ebola, walau belum terbukti berhasil.
Salah satunya ZMapp yang dihasilkan oleh produsen farmasi asal Amerika Serikat. Menurut laporan BBC hari ini, obat itu telah tiba di ibukota Monrovia, Liberia. Sebelumnya, Pemerintah Liberia meminta agar obat ZMapp itu dikirimkan kepada mereka.
Selain ZMapp, cara lainnya yang sedang ditempuh untuk mencegah penyebaran Ebola yakni menggunakan vaksin buatan Kanada bernama VSV-EBOV. Sama seperti ZMapp, VSV-Ebola juga baru diujicobakan kepada hewan dan belum pernah dikonsumsi manusia.
Menteri Kesehatan Kanada kemarin mengirimkan 1.000 dosis vaksin tersebut ke WHO. Obat dan serum itu diharapkan bisa menyelamatkan nyawa dua dokter asal Liberia yang positif terinfeksi Ebola.
Sementara juru bicara Kementerian Kesehatan Sierra Leone, Sidi Yahya Tunis mengatakan negaranya sudah meminta agar obat dan serum tersebut dikirimkan secepatnya. Sebab, dua dokter terbaik Sierra Leone turut meregang nyawa akibat virus itu.
Mereka adalah fisikawan senior di ibukota Freetown, Modupeh Cole dan pakar terkenal Ebola serta ahli virus, Umar Khan.
Sebelumnya negara Liberia dan Nigeria telah mengumumkan terlebih dahulu darurat Ebola.
Sumber: Vivanews
0 komentar:
Post a Comment
Silakan berkomentar dengan santun, sesuai dengan akhlaq yang anda miliki.